Ali Farkhan Tsani, Pemred Journal Al-Aqsha Jakarta
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi mengungkapkan, Masjid Al-Aqsha dan kawasan Palestina akan bebas dari penjajahan Israel dalam waktu dekat seiring dengan semakin banyaknya dukungan solidaritas umat Islam di seluruh dunia, terutama dari umat Islam Indonesia.
Dubes Palestina berkeyakinan akan terwujudnya hadits Nabi Muhammad SAW, "Akan selalu ada segolongan dari umatku yang berperang di pintu Damaskus dan sekitarnya serta di pintu Baitul Maqdis (Al-Aqsha Palestina) dan sekitarnya. Tidak membahayakan orang yang menghinakannya, dan mereka selalu menampakkan diri di atas kebenaran sampai hari kiamat."
Dalam pandangan DR. Usamah Jam’ah Al-Asyqar, General Manager Palestines Establishment of Culture Suriah, disebutkan, dengan kondisi Palestina masih dalam genggaman penjajah, umat Islam di seluruh dunia secara bergulir semakin terusik. Karenanya masing-masing berusaha membantu dengan berbagai cara yang mereka bisa lakukan. Di antara mereka ada yang menggunakan senjata, fisik, material, dana, pemikiran, penelitian maupun survai.
Dalam tinjauan historis, seperti juga diyakini Dubes Palestina, adalah Nabi Nuhammad SAW yang mencanangkan program pembebasan Palestina dan kawasan Syam sekitarnya. Keinginan Nabi itu semakin mengemuka setelah beliau diperjalankan Allah dalam peristiwa Isra dan Mi’raj. Nabi SAW menyampaikan berita gembira dengan akan terbukanya kawasan Palestina dan sekitarnya.
Seperti diungkapkan dalam sebuah hadits riwayat Ath-Thabrani disebutkan, suatu ketika Syaddad bin Aus berada di sisi Nabi SAW. Maka beliaupun bertanya, “Ada apa denganmu, Wahai Syaddad?”. Ia menjawab, “Betapa sempitnya dunia bagiku”. Maka Nabi bersabda, “Bukan Cuma bagimu. Sesungguhnya kawasan Syam akan dibebaskan, dan akan dibebaskan pula Baitul Maqdis (Al-Aqsha Palestina), dan engkau serta keturunanmu kelak akan menjadi para pemimpin di sana, insya Allah”. (Al Mu’jam Al-Kabir : 7 / 289).
Terbukanya Palestina sudah terasa di pelupuk mata ketika Nabi memimpin peperangan di daerah Tabuk Jazirah Arab. Saat itu, Nabi mengutus sahabatnya Alqamah bin Mujazzaz Al-Mudhiji ke kawasan Palestina. Alqamah menerima amanat ekspedisi dakwah dan jihad itu hingga dapat memasuki desa Al-Darum (Dir Bilh) bagian dari daerah Gaza. Kelak setelah itu terbukti Alqamah memiliki peranan besar dalam membuka Palestina. Ia pun menjadi hakim di Baitul Maqdis Palestina pada masa kekhilafahan Umar bin Khattab.
Pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Abu Bakar sebagai Pemimpin Umat Islam terpercaya mengumpulkan para pemimpin dari berbagai daerah di jazirah Arab untuk membuka daerah Syam. Abu Bakar memotivasi solidaritas seluruh umat Islam di daerah Makkah, Thaif, Yaman, dan seluruh bangsa Arab di Najed dan Hijaz untuk berjihad menuju Syam.
Pada masa Khalifah Umar bi Khattab, penduduk Palestina memberikan mandat kepada Pemimpin Islam Khalifah Umar bahwa diri mereka, harta mereka, dan semua kepercayaan di sana, untuk dijaga dan dipelihara oleh Islam. Khalifah Umar bin Khattab mewaqafkannya untuk umat Islam, agar jangan sampai jatuh ke tangan di luar Islam. Di bawah kepemimpinan Islam, penduduk di Palestina dan sekitarnya hidup secara damai dan penuh rahmat. Demikian pula saat kawasan Palestina di bawah Pimpinan Panglima Islam Shalahuddin Al-Ayyubi.
Jihad Al-Aqsha
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, Artinya : "Tidak boleh mengkhususkan melakukan perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Mekkah), dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di Palestina)". (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
Landasan aqidah terutama surah Al-Isra ayat 1 dan hadits di atas, juga dalil-dalil lainnya menunjukkan keagungan, keutamaan, dan kemuliaan Masjid Al-Aqsha di dalam Islam. Hal tersebut menekankan pentingnya kaum muslimin memperhatikan Masjid Al-Aqsha serta menekankan tanggung jawab umat Islam di seluruh dunia dalam membela dan menjaga masjid tersebut. Umat Islam tidak boleh membiarkan apalagi melalaikannya dikuasai oleh yang bukan haknya, seperti berlangsung saat ini, dijajah oleh Zionis Israel. Hal itu karena Masjid Al-Aqsha adalah hak milik yang sah milik kita umat Islam atau disebut dengan istilah “Al-Aqsha Haqquna”.
Oleh karena itu, jihad membebaskan Al-Aqsha adalah semata-mata karena memenuhi perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam : Artinya : "Tidak henti-hentinya thaifah dari umatku yang menampakkan kebenaran terhadap musuh mereka. Mereka mengalahkannya, dan tidak ada yang membahayakan mereka orang-orang yang menentangnya, hingga datang kepada mereka keputusan Allah Azza wa Jalla, dan tetaplah dalam keadaan demikian". Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, di manakah mereka?". Beliau bersabda, "Di Bait Al-Maqdis dan di sisi-sisi Bait Al-Maqdis". (HR Ahmad dari Abi Umamah).
Insya Allah, Pembebasan Al-Aqsha Palestina adalah Janji Allah yang pasti terlaksana!
Allahu Akbar !! (www.jamaahmuslimin.com)
Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz Mehdawi mengungkapkan, Masjid Al-Aqsha dan kawasan Palestina akan bebas dari penjajahan Israel dalam waktu dekat seiring dengan semakin banyaknya dukungan solidaritas umat Islam di seluruh dunia, terutama dari umat Islam Indonesia.
Dubes Palestina berkeyakinan akan terwujudnya hadits Nabi Muhammad SAW, "Akan selalu ada segolongan dari umatku yang berperang di pintu Damaskus dan sekitarnya serta di pintu Baitul Maqdis (Al-Aqsha Palestina) dan sekitarnya. Tidak membahayakan orang yang menghinakannya, dan mereka selalu menampakkan diri di atas kebenaran sampai hari kiamat."
Dalam pandangan DR. Usamah Jam’ah Al-Asyqar, General Manager Palestines Establishment of Culture Suriah, disebutkan, dengan kondisi Palestina masih dalam genggaman penjajah, umat Islam di seluruh dunia secara bergulir semakin terusik. Karenanya masing-masing berusaha membantu dengan berbagai cara yang mereka bisa lakukan. Di antara mereka ada yang menggunakan senjata, fisik, material, dana, pemikiran, penelitian maupun survai.
Dalam tinjauan historis, seperti juga diyakini Dubes Palestina, adalah Nabi Nuhammad SAW yang mencanangkan program pembebasan Palestina dan kawasan Syam sekitarnya. Keinginan Nabi itu semakin mengemuka setelah beliau diperjalankan Allah dalam peristiwa Isra dan Mi’raj. Nabi SAW menyampaikan berita gembira dengan akan terbukanya kawasan Palestina dan sekitarnya.
Seperti diungkapkan dalam sebuah hadits riwayat Ath-Thabrani disebutkan, suatu ketika Syaddad bin Aus berada di sisi Nabi SAW. Maka beliaupun bertanya, “Ada apa denganmu, Wahai Syaddad?”. Ia menjawab, “Betapa sempitnya dunia bagiku”. Maka Nabi bersabda, “Bukan Cuma bagimu. Sesungguhnya kawasan Syam akan dibebaskan, dan akan dibebaskan pula Baitul Maqdis (Al-Aqsha Palestina), dan engkau serta keturunanmu kelak akan menjadi para pemimpin di sana, insya Allah”. (Al Mu’jam Al-Kabir : 7 / 289).
Terbukanya Palestina sudah terasa di pelupuk mata ketika Nabi memimpin peperangan di daerah Tabuk Jazirah Arab. Saat itu, Nabi mengutus sahabatnya Alqamah bin Mujazzaz Al-Mudhiji ke kawasan Palestina. Alqamah menerima amanat ekspedisi dakwah dan jihad itu hingga dapat memasuki desa Al-Darum (Dir Bilh) bagian dari daerah Gaza. Kelak setelah itu terbukti Alqamah memiliki peranan besar dalam membuka Palestina. Ia pun menjadi hakim di Baitul Maqdis Palestina pada masa kekhilafahan Umar bin Khattab.
Pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Abu Bakar sebagai Pemimpin Umat Islam terpercaya mengumpulkan para pemimpin dari berbagai daerah di jazirah Arab untuk membuka daerah Syam. Abu Bakar memotivasi solidaritas seluruh umat Islam di daerah Makkah, Thaif, Yaman, dan seluruh bangsa Arab di Najed dan Hijaz untuk berjihad menuju Syam.
Pada masa Khalifah Umar bi Khattab, penduduk Palestina memberikan mandat kepada Pemimpin Islam Khalifah Umar bahwa diri mereka, harta mereka, dan semua kepercayaan di sana, untuk dijaga dan dipelihara oleh Islam. Khalifah Umar bin Khattab mewaqafkannya untuk umat Islam, agar jangan sampai jatuh ke tangan di luar Islam. Di bawah kepemimpinan Islam, penduduk di Palestina dan sekitarnya hidup secara damai dan penuh rahmat. Demikian pula saat kawasan Palestina di bawah Pimpinan Panglima Islam Shalahuddin Al-Ayyubi.
Jihad Al-Aqsha
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, Artinya : "Tidak boleh mengkhususkan melakukan perjalanan kecuali menuju tiga Masjid, yaitu Masjid Al-Haram (di Mekkah), dan Masjidku (Masjid An-Nabawi di Madinah), dan Masjid Al-Aqsha (di Palestina)". (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu).
Landasan aqidah terutama surah Al-Isra ayat 1 dan hadits di atas, juga dalil-dalil lainnya menunjukkan keagungan, keutamaan, dan kemuliaan Masjid Al-Aqsha di dalam Islam. Hal tersebut menekankan pentingnya kaum muslimin memperhatikan Masjid Al-Aqsha serta menekankan tanggung jawab umat Islam di seluruh dunia dalam membela dan menjaga masjid tersebut. Umat Islam tidak boleh membiarkan apalagi melalaikannya dikuasai oleh yang bukan haknya, seperti berlangsung saat ini, dijajah oleh Zionis Israel. Hal itu karena Masjid Al-Aqsha adalah hak milik yang sah milik kita umat Islam atau disebut dengan istilah “Al-Aqsha Haqquna”.
Oleh karena itu, jihad membebaskan Al-Aqsha adalah semata-mata karena memenuhi perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam : Artinya : "Tidak henti-hentinya thaifah dari umatku yang menampakkan kebenaran terhadap musuh mereka. Mereka mengalahkannya, dan tidak ada yang membahayakan mereka orang-orang yang menentangnya, hingga datang kepada mereka keputusan Allah Azza wa Jalla, dan tetaplah dalam keadaan demikian". Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, di manakah mereka?". Beliau bersabda, "Di Bait Al-Maqdis dan di sisi-sisi Bait Al-Maqdis". (HR Ahmad dari Abi Umamah).
Insya Allah, Pembebasan Al-Aqsha Palestina adalah Janji Allah yang pasti terlaksana!
Allahu Akbar !! (www.jamaahmuslimin.com)
1 komentar:
ass...
sukses selalu bos......
Allahu Akbar.....
Posting Komentar