Selamat berkunjung ke blog helwanpunya..............

Alhamdulillah, adalah suatu kehormatan anda bersedia berkunjung ke blog ini. terus terang saja, blog ini diharapkan untuk menghimpun para blogger yang mungkin perlu informasi banyak tentang mesjid Al Aqsho dan kebiadaban Yahudi Zionis. Insya Allah kami selama berusaha untuk senantiasa tidak ketinggalan terhadap perkembangan mengenai mesjid Al Aqsho tersebut. Nah...teman-teman inilah blog helwanpunya, atau untuk jalin komunikasi bisa hubungi email saya : helwan1428@yahoo.co.id

Alhamdulillah, dapat juga kita bikin kayak gini. Bagi saya ini adalah hal yang baru, namun berkat ada teman yang kasih info, n bakar semangat, kemudian sedikit bimbingan, trus jadi blog sederhana ini. Rencana saya, ini mudah-mudahan bisa dijadikan media silaturahim, trus tukar pikiran, adu pendapat, sharing info, sarana dakwah dunia maya dan yang terpenting untuk tasyakur kepada Allah Subhanahu Wata'ala.Teman-teman sesama blogger, saya sekarang lagi intens terhadap masalah mesjid Al Aqsho.Bagi kaum muslimin sedunia, mesjid ini adalah situs yang sangat sarat makna-makna historis keislaman dan mengandung keuniversalitasan islam. namun sayangnya, saat ini mesjid Al Aqsho dalam genggaman kolonialisme Yahudi Zionis Israel. So...para blogger, terutama yang peduli betapa beharganya nilai sejarah dan mulianya darah manusia, yuuk kita bantu perjuangan pembebasan mesjid Al Aqsho dan kemerdekaan rakyat Palestina. Kita punya pikiran, kedua tangan, kedua kaki, sedikit harta, dan yang terpenting hati tulus yang senantiasa mendoakan.

Senin, 09 Juni 2008

Save Al Aqha

SAVE AL AQSHO !
Uray Helwan

Ada dua mesjid yang namanya Allah abadikan dalam Al Qur’an. Al Haram di Makkah dan Al Aqsho di Palestina. Ayat yang menyebutkannya adalah: “Maha suci Allah yang telah memperjalankan hamba Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya…” QS. Al Isra:1.
Masjidil Haram, tidak ada satupun kaum muslimin di muka bumi ini yang tidak familiar dengan nama mesjid kiblat kaum muslimin tersebut. Dan tidak hanya itu, kemuliannya, membuat setiap hati muslimin, bahkan meski baru berumur balita sekalipun, terpaut dengannya dan menjadi cita-cita mengakar untuk berkunjung dan melaksanakan ibadah hajj ke sana. Subhanallah..!
Bagaimana dengan Al Aqsho? Penulis pernah mengadakan survey terbatas kepada beberapa kaum muslimin secara acak. Hasilnya mengagetkan, ternyata setidak-tidaknya sepertiga dari responden mengaku tidak tahu di mana Masjid Al Aqsho, meskipun penulis sudah berusaha untuk memancing dengan menyebutkan bahwa mesjid tersebut berkaitan dengan Isra Mi’raj yang biasa diperingati oleh kaum muslimin di Indonesia (dan negeri sekitarnya) setiap bulan Rajab. Padahal ini baru pertanyaan yang paling simple, baru sekedar letak, belum kondisi yang menimpanya, yang setiap saat menghadapi ancaman perobohan dari Zionis Israel. Survei ini memang belum sepenuhnya factual, namun setidaknya menjadi sebuah hipotesa yang harus diuji kebenarnnya dalam penelitian lanjut yang lebih konkrit dan melibatkan responden kaum muslimin yang representative.
Apa sebenarnya yang terjadi dengan Mesjid Al Aqsho? Mengapa ditutupi kondisi yang menimpanya? Siapa yang menginginkan agar hal ini tidak terekspos ke masyarakat dunia (tidak hanya muslimin) ?
Jawaban dari tiga pertanyaan tersebut melibatkan tiga kata: YAHUDI-ZIONISME-BANI ISRAEL. Yahudi dan Bani Israel adalah garis keturunan Nabi Ya’kub yang kemudian digelar dengan sebutan Israil. Sedangkan Zionisme adalah paham Yahudi/Bani Israel yang menghendaki berdirinya sebuah Negara untuk mereka di bumi Palestina.
Yahudi/Zionis Israel yang berusaha menutupi apa yang menimpa Al Aqsho, agar masyarakat dunia tidak mengetahui atas kebiadaban mereka yang setiap saat terjadi terhadap rakyat Palestina dan mesjid Al Aqsho, semenjak masa pendudukannya atas Palestina tahun 1948 hingga sekarang, atau masa berikutnya nanti sampai keinginan mereka tercapai berdirinya Negara Dawud Raya yang wilayahnya seluruh bumi Palestina, dan negeri lain sampai sebagian Madinah. Hingga kini territorial Negara Israel tak pernah baku, setiap saat berubah, tergantung kemampuan mereka ekspansi ke Negara-negara sekitar. Cita-cita berikutnya, adalah membangun kembali Haikal Solomon di atas Mesjid Al Aqsho, yang berarti mereka harus merobohkannya terlebih dahulu.
Nampaknya Yahudi memang sudah berhasil untuk mengalihkan perhatian dunia, termasuk ummat Islam. Kebiadaban mereka terhadap rakyat Palestina tidak pernah menjadi headlines news di negeri-negeri berpenduduk mayoritas muslimin sekalipun (seperti Indonesia). Kerusakan yang mereka timbulkan terhadap mesjid Al Aqsho dianggap masalah tak seberapa, dibandingkan ledakan di Sari Club dan Padi’s Club di Bali beberapa waktu lalu, yang benar-benar menjadi berita utama di berbagai media massa seantero dunia. Padahal mesjid Al Aqsho adalah salah satu situs dunia yang dilindungi oleh PBB, sementara Sari Club dan Padi’s Club sama sekali tidak.
Untuk lebih jelasnya, Yayasan Al Aqsho Palestina yang dikutip oleh COMES, mengeluarkan data-data peristiwa yang menimpa mesjid Al Aqsho selama kurun waktu 33 tahun (1967-2000) lebih dari seratus insiden pelecehan dan pengrusakan yang melibatkan Yahudi Zionis, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
Pada tanggal 7 Juni 1967, Jendral Mordeghai Ghor di dalam mobil yang dipersenjatai menduduki Masjid Al-Aqsha, kemudian pemerintah Israel, mengambil kunci-kunci pintu bagian barat Masjid Al-Aqsha dan hingga kini belum dikembalikan. Kemudian, pelaksanaan shalat Jum'at di Masjid Al-Aqsha terhalang akibat aktivitas penjajahan Israel. Ini adalah untuk yang pertama kalinya syiar Islam berupa shalat Jum'at tidak terlaksana sejak pembebasan Al-Quds di tangan Shalahuddin Al-Ayyubi tahun 1187 M.
21 Agustus 1969, seorang teroris Yahudi, Danis Dohan, menyerbu halaman masjid dan berhasil mendekati mihrab serta sempat membakarnya. Api menjalar ke beberapa halaman namun penduduk Arab berhasil memadamkannya dan tidak sampai mengenai seluruh halaman masjid. Tanggal 28 Januari 1976, Pengadilan Pusat Israel memutuskan bahwa orang Yahudi mempunyai hak untuk menunaikan upacara ritualnya di dalam masjid.
Pada 14 Agustus 1979, kelompok radikal Yahudi 'Gourson Salmon' berusaha menyerbu masjid, namun penduduk Palestina berhasil menghadangnya dan menggagalkan upaya penyerbuan tersebut. Seorang Yahudi radikal, Maer Kahana, bersama kelompoknya masih terus berupaya menyerbu sekali lagi dengan bantuan aparat kepolisian Israel. Untuk kali ini, ada sekitar 20 ribu penduduk Palestina menghadang niat mereka dan terlibat bentrokan dengan serdadu Israel demi mempertahankan kesucian masjid. Dalam aksi bentrokan tersebut, puluhan warga Palestina ikut terluka.
11 September 1979, polisi Israel melepaskan peluru bertubi-tubi ke arah kaum muslimin, jama'ah shalat yang menyebabkan puluhan jama'ah itu luka-luka.
19 April 1980, para pendeta Yahudi menggelar konferensi umum di Al-Quds (terjajah) dan didalamnya merencanakan untuk menguasai Masjid Al-Aqsha.
7 Mei 1981, 25 orang kelompok radikal Yahudi berusaha masuk ke halam masjid namun upaya itu dihadang para penjaga masjid dan komandan polisi masjid. Orang-orang tersebut masih bertahan di luar pintu barat dan kemudian diikuti kerumunan orang Yahudi lainnya yang membuat gaduh dan menunaikan upacara agama di sana.
28 Agustus 1981, pengumuman tentang ditemukannya terowongan di bawah Masjid Al-Aqsha yang gerbangnya berada di tembok ratapan. Pihak-pihak seperti mantan menteri agama Israel, Aharon Abu Husaerah dan Menhan Israel saat itu, Ariel Sharon meminta agar hal ini dirahasiakan. Beberapa laporan mengatakan bahwa pondasi terowongan dibangun oleh pendeta Israel. Aksi penggalian terowongan di bawah masjid masih tetap berlangsung yang menyebabkan keretakan serius di sejumlah bangunan warisan Islam yang berdempetan dengan masjid.
2 Maret 1982, sekelompok orang-orang Yahudi garis keras yang tinggal di pemukiman Yahudi Keryat Arbu' dengan bersenjatakan senjata api berusaha merangsek masuk ke Masjid Al-Aqsha dari arah pintu tangga setelah sebelumnya melukai para penjaganya. Kemudian pada 8 April 1982, ditemukan sebuah parcel berisikan bom dan surat ancaman di pintu masuk Masjid Al-Aqsha. Bersama bom itu, ditemukan pula alat pengukur waktu dan radio transitor. Sedangkan surat ancaman itu ditanda-tangani oleh kelompok gerakan pendeta Kahana dan penjaga gunung Haikal.
11 April 1982, seorang serdadu Israel bernama Hary Goldman menyerbu Mesjid Al Aqsho, dan melepaskan tembakan 'sembarangan'. Akibatnya, dua penduduk Palestina gugur syahid dan lebih dari 60 lainnya luka-luka. Ulah serdadu Israel ini membuat para penduduk Palestina marah dan terjadi bentrokan sengit di Tepi Barat Jalur Gaza serta memancing reaksi dunia yang marah atas penjajah Israel.
3 April 1983, sekelompok orang yang menamakan dirinya dengan 'penjaga gunung Haikal' menyampaikan seruan untuk mendirikan semacam kumpulan di dalam pintu barat masjid yang dekat halaman tembok ratapan.
16 April 1983, kelompok 'Penjaga gunung Haikal', dengan selebaran yang mereka pasang di tembok-tembok, bertekad masuk ke Masjid Al-Aqsha untuk menunaikan apa yang mereka sebut dengan 'upacara hari raya kemerdekaan'.
13 Mei 1983, kelompok radikal 'Penjaga gunung Haikal' melakukan upacara sembahyang di depan pintu bagian barat dekat Masjid Al-Aqsha. Aksi mereka ini mendapat restu dari Pengadilan Tinggi Israel.
24/ Maret 1984, kelompok radikal yang menamakan dirinya dengan sebutan 'penyelamat masjid' bertekad melakukan upacara sembahyang hari raya paskah dan mempersembahkan sesembahan di halam Masjid Al-Aqsha. TV Israel menyebutkan bahwa gerakan tersebut telah menyampaikan hal itu kepada perdana menteri, mendagri dan agama-agama lain.
04 Agustus 1986, sejumlah pendeta Yahudi mengadakan pertemuan khusus dan hasil akhirnya mengizinkan orang-orang Yahudi menunaikan ritual ibadahnya di Masjid Al-Aqsha. Mereka juga memutuskan untuk membangun sebuah sinagog Yahudi di salah satu halaman masjid suci tersebut. 09 Agustus 1989, untuk pertama kali secara resmi polisi Israel mengizinkan pelaksanaan sembahyang orang-orang Yahudi di pintu Masjid Al-Aqsha.
8 Agustus 1990, pasukan penjajah Israel melakukan pembantaian di dalam masjid, sehingga 22 jama'ah shalat gugur syahid dan lebih dari 200 lainnya luka-luka. 02/04/1992: Sekitar 50 orang berkumpul di pintu masuk masjid dan membawa spanduk yang mengajak kembali membangun Haikal di tempat Masjid Al-Aqsha.
19 Oktober 1990 saat imam masjid terpaksa memundurkan shalat jum'at sejam dari waktu yang semestinya karena pihak Israel mencegat para jama'ah shalat di tengah jalan. 7 Juli 1996, terowongan-terowongan Israel begitu berbahaya yang bisa menyebabkan guncangan di tembok bagian selatan Masjid Al-Aqsha.
4 Juli 1996, kelompok garis keras Yahudi meminta Netanyahu membagi Masjid Al-Aqsha. 4 Oktober 1996, barikade militer ditempatkan di pintu masuk masjid dan pemuda Islam yang usianya di bawah umur 35 tahun dilarang masuk menunaikan shalat di Masjid Al-Aqsha. 28 Januari 1997, penggalian terowongan Israel terus berlangsung di bagian barat daya masjid dengan ketinggian 6-9 meter. 12 Mei 1997, sekelompok garis keras Yahudi yang terdiri dari 12 orang berusaha menyerbu masjid sebelum shalat Dhuhur.
26 Agustus 1998, serdadu Israel menyerbu masjid dan memukuli seorang jama'ah shalat. Pihak pemerintah kolonial Israel menolak menarik serdadunya dan mengancam akan menyerbu lagi. 17 Januari 1999, antan hakim Israel, Menahem Alon, menyerukan membagi masjid dan menganggap bahwa masjid itu adalah Haikal Sulaiman.
24 Januari 1999, sebuah rencana salah seorang aktivis sayap kanan Israel, Dimyan Pakopitch, sesuai pengakuannya sendiri, berhasil diungkap. Rencana tersebut adalah dengan meledakkan Masjid Al-Aqsha hingga rata dengan tanah.
08 Juni 1999, seorang pemukim Yahudi masuk secara sembunyi-sembunyi ke halaman masjid dan melakukan tindakan amoral yang mengotori kesucian masjid. Tindakan itu dilakukan di depan mata polisi Israel namun penjaga masjid berhasil mengeluarkannya. 31 Agustus 1999, rencana Israel untuk menghancurkan istana masa dinasti umayyah yang berada bersebelahan dengan masjid dan perluasan area tembok ratapan untuk yahudisasi lokasi serta merusak simbol-simbol islam, berhasil diungkap.
2 Desember 1999, Ehud Olmert, walikota Al-Quds (sekarang PM Israel) mengeluarkan keputusan melarang pihak waqaf Islam melanjutkan renovasi di mushalla Marwan, komplek Masjid Al-Aqsha.. 10 Desember 1999, pihak pemerintah Israel mengancam memutus aliran air ke waqaf Islam jika masih melanjutkan perenovasian masjid. 11 Januari 2000, Pengadilan Tinggi Israel mengabulkan keberatan kelompok 'Penjaga Gunung Haikal' atas renovasi yang dilakukan di Masjid Al-Aqsha.
Jadi, kepada seluruh kaum muslimin, save Al Aqsha !

Tidak ada komentar: